Self Learner | Information Technology Enthusiast | Hamba Allah

My photo
Pribadi yang berdzikir itu : kalau bicara, bicaranya dakwah, diamnya berdzikir, nafasnya tasbih, matanya penuh ramat Allah, telinganya terjaga, pikirannya baik sangka, tidak suka sinis, pesimis dan tak suka memvonis. . dia tidak sibuk mencari kesalahan orang lain dan asik memperbaiki dirinya . . (Ust.Muhammad Arifin Ilham)

Friday, October 12, 2012

Kepolosan kini hanyalah cerita (2)


Kepolosan itu rupanya kini memang telah sirna dari diri kami, ataukah memang suasana kepolosan itu hanya berada ketika dulu kami masih bocah ingusan ?? yang kalo lagi maen kemana-mana ingus meler ngelapnya pake kaos di badan ?? yang zamannya kalo pergi kemana-mana suka ngerengek-rengek sama mama minta jajan ?? hhhaa, rupanya memang kini kami gak begitu lagi, lebih suka pergi sendiri daripada ditemenin mama, bahkan malu kalo ketemu temen dijalan ngeliat kita lagi jalan sama mama kita sendiri, banyak loh yang begitu ?? (aneh, kok sama emak sendiri malu ..)

Masih ku ingat ketika kami lelah dan penat sepulang sekolah, namun tetap semangat kalo diajak maen dan gundu dan layangan, sekolah di SD manapun, namun akhirnya yaa tetep maen gundu satu tempat, itulah bagi kami sebuah persahabatan, hhee, namun kini persahabatan itu kian memudar, masa-masa remaja dimana setiap orang ingin membuat dan mencari kelompok membuat kami kehilangan persaudaraan itu, mulailah kita berpencar menjadi beberapa genk (cieelah, kayak di film film aja), ada genk cupu (yang masih doyan main mainan bocah), ada genk music (omongnnya band melulu), ada genk alay (kemana-mana pake topi, bawa hape sambil smsan sama cewe dan ngobrolnya soal cewe melulu deh), ada juga yang konsisten mempertahankan kepolosannya ditengah kemelut kealayan dan kesokgaulan, hhee (anak gak gaul, kumpulnya di pos ronda, pasti kerjaannya ngobrolin tentang cerita2 lucu dan heboh yang dulu pernah kami alami, itulah aku dan beberapa temanku).

Namun dibalik itu semua, ketika masing-masing kami mulai memasuki masa-masa SMA, mulailah perubahan besar terjadi (cieelah, mulai sok sok serius deh, hhee), gejolak pemikiran remaja kian merambat dan mewabah dalam diri-diri kami, lingkungan sekolah masing-masing kamilah yang kini paling mempengaruhi watak, perilaku dan kebiasaan kami, hebatnya ada aja diantara kami yang tetep kekeh (dibaca: keukeuh) mempertahankan rasa kepolosannya walau dilingkungan sekolahnya, yaah dimana-mana culun dah pokoknya, kasian juga sih, hhee. dan juga banyak diantaranya yang malah lebih seneng nongkrongnya ngikut anak-anak yang doyannya kalo pulang sekolah nyari mobil bak, truk yang searah pulang, kadang lucu juga kalo ngeliat mereka nyetop tuh truk, ke tengah jalan sambil lambai2in tangan, sambil teriak "Bang..bang.. ngikuuutt bang...", ada yang langsung berhenti, ya iyalah, kalo jalan tuh anak orang bisa mental ketabrak.. namun ada juga para sopir truk yang tak mau berhenti, malah tetep tancap gas, mau gak mau tuh si bocah sok berani itu malah lari dan lompat ke pinggir jalan sambil teriak "Ba**sat .... tuh truk" (looh, kok truknya yang dikatain, harusnya sopirnya lah.. hhee)

Diantara mereka yang mulai doyan kumpul2 sama anak2 yang begitu tuh, yang juga hobbi banget sambil naek truk trus ngajakin tawuran anak2 sekolah lain, wedeh, ngeri dah kalo udah maennya tawuran, ternyata banyak diantaranya yang dari rumahnya udah persiapan bawa "Celurit", "Sabuk+Gir motor", dan yang lebih parah, ada juga yang sampe bawa "Samurai", wuuuiiihh, hebatnya tuh bocah2 pinter banget ngumpetinnya di sekolah biar gak ketauan sama guru-guru, mereka sengaja persiapin semua itu untuk tawuran sama sekolah lain, gak tau deh motifnya apa tuh mereka tawuran, buat kenalin nama sekolahnya?? (hebat juga, sekalian jadi tim marketing sekolahnya, hhe), pengen ditakuti ?? (emangnya setan apah), buat nyari adrenalin?? (hhhaa, alasan terkoplak nih) atau uji nyali ?? (aneh-aneh ajaa, ckck)

Diantaranya ada kawanku, kawan 1 perguruan (hhaa, perguruan maen layangan dan gundu), kami sangat akrab, dia juga termasuk diantara bocah-bocah yang menjiwai dunia kepolosan (ngerti kan maksudnya ?? hhe), dan dia juga rumahnya nempel dengan rumahku, bahkan, kalo mau manggil dia mah gampang, tinggal ke perbatasan antara rumahku dan rumahnya (cielah), nongolin (bahasa gaulnya apa yaa?? hmm,, mikir sendiri deh) kepalaku dikit ke rumahnya, keliatan deh tuh bocah lagi maen di teras rumahnya, kalo gak ada yaa teriak aja "Abuu ... abuu ..", sebut saja namanya "Abu", Abu itu nama panggilannya, nama aslinya "Dedi Triyudha", dari dulu kami bertanya-tanya, kok dipanggil "Abu" ?, rupanya dijendela depan rumahnya ada stiker berwarna-warni mengkilat dengan tulisan "Padepokan Abu Suja"", info sedikit nih bagi yang belom tau, Abu Suja itu adalah seorang Ulama pakar Fikih mazhab Syafi'i, tak hanya itu, beliau juga pernah diangkat sebagai seorang Menteri, bahkan banyak yang menggelarinya dengan sebutan "Syihaabud Dunya wad diin" (Bintangnya Dunia dan Agama), mungkin bapaknya si Abu ini pengen banged anaknya suatu saat bisa menjadi seperti Abu Suja', namanya juga orang tua ya.

Tapi keinginan sang orang tua tak seperti kenyataan, dahulu sosok Abu yang penuh dengan kepolosan kini ia menjadi remaja dengan jiwa bergejolak yang tinggi, ia lebih doyan kumpul dengan teman-teman sekolahnya yang suka tawuran dengan sekolah lain, dan itu ia jalani selama masa ia sekolah di SMK B*****A (disensor), hingga tibalah di sore hari, saat ku bertugas menyusuri jalanan jakarta mencari site microcell berdering handphoneku membuyarkan lamunanku, dan ternyata ibuku yang nelpon, "Assalaamu'alaikum, ada apa mah??" ,, "Don, don, si Abu meninggal !!",, "Abu ?? " ,, "Iyaa, Abu si Dedi meninggal dikeroyokin waktu tawuran" .. nyesss .. langsung lemas seluruh badan mendengar berita kawanku dari kecil, maen gundu dan layangan bareng, harus meninggal karena tawuran..

malam hari kusampangi Rumahnya dan terlihat rame banged di depan rumahku, dan ternyata berita itu benar,, kutanyakan perihal ini kepada kawan-kawanku, terlihat raut wajah mereka yang sedih, bahkan sempat kutelusuri berita itu di internet dan benar, berita itu sampai terposting 2x di Detik.com, benarlah, kawanku Abu, kawan kami yang dahulu penuh dengan kepolosan, kini telah mendahului kami semua karena sebuah konsekuensi logis dari salahnya memilih teman dan pergaulan yang mengotori jiwa kepolosannya, keinginan orangtuanya untuk mendambakan sang anak menjadi sang "Abu Suja'" pun kandas. impian, harapan dan cita-cita untuk sebuah masa depan yang gemilang pun luluh lantah kini tak berarti, menjadi sebuah ratapan dalam yang mengikis hati, terlihat membatin nan putus asa sang ibu menerima keadaan, padahal sekitar 2 minggu sebelumnya, sang Ibu pun menerima sebuah kenyataan pahit bahwa adiknya meninggal dan kini ia harus pula menerima kenyataan pahit akan kehilangan ananda tercinta, sang bontot dan laki-laki satu-satunya yang Allah anugerahkan kepadanya. akupun tak bisa membayangkan kegundahan dan tersiksanya hati bila hati ini harus menerima kenyataan seperti yang beliau rasakan.

kenyataan ini pun juga menjadi tamparan hebat bagi diriku, kenapa aku tak bisa menjaganya, menjaga agar lingkungan buruknya tak mendominasi sikap dan perilakunyan sampai seperti ini, kenapa aku hanya terdiam saat dunia celurit, gir dan samurai tersimbah ke kehidupannya, hanya diam seakan-akan menyetujui perihal itu semua, kini hanya bisa menyesal, menyesal dan menyesal, karena kepolosan yang dahulu kami lalui bersama kini hanyalah sebuah cerita ..

0 comments:

Post a Comment