Self Learner | Information Technology Enthusiast | Hamba Allah

My photo
Pribadi yang berdzikir itu : kalau bicara, bicaranya dakwah, diamnya berdzikir, nafasnya tasbih, matanya penuh ramat Allah, telinganya terjaga, pikirannya baik sangka, tidak suka sinis, pesimis dan tak suka memvonis. . dia tidak sibuk mencari kesalahan orang lain dan asik memperbaiki dirinya . . (Ust.Muhammad Arifin Ilham)

Tuesday, June 25, 2013

Gallery About Me


Sedikit cuplikan sejarah yang pernah terlewati, yang kini menjadi sebuah kenangan manis









 Waktu awal-awal ngikut Rohis nih, masih unyu-unyunya :)





Setelah menjadi Pengurus Rohis nih ceritanya



Pertama kali ngikut liqo-liqoan sama mereka ini nih (disamping murabbi)



Bersama anak-anak XII TKPJ 1 (Waktu kelas 3 ini, liat ajah tuh baloknya, hhe, dari kelas 1 sampe akhir tetep sekelas)



Bersama Ikhwan Kesatuan Pelajar Muslim Depok (KPMD) 2010



Bersama Anggota Ikhwan SOBAT HEBAT





Bersama Pengurus Persatuan Remaja Islam Masjid At-Taubah (PRIMA)



Bersama Seluruh Pengurus LDK Asy-Syabab Politeknik Jakarta



Bersama Santri-santri Ma'had Markaz Al-Quran Jakarta




Bersama Keluarga Besar Yayasan Rumah Iqro Insani


Bersama Sekolah Motivator Muda Indonesia (SMMI) Angkatan ke-2


Bersama Backhaul Team - Indosat M2

Dauroh Al-Quran "Berkah Hidup Bersama Al-Quran"



"Ujian Tasmi Al-Quran 30 Juz"
Kiri: Ust M. Suud Lc, Al-Hafizh, tengah: Akh Hubab Iqbal (pentasmi'), kanan: Ust. M. Iqbal Lc, Al-Hafizh

Hampir 2 Tahun mengejar mimpi, berusaha untuk menggapai kemulian yang agung menjadi Haafizhul Quran menjadi santri Ma'had Markaz Al-Quran, menempa diri untuk menjadikan Al-Quran sebagai penawar rindu, Obat bagi hati, kerangka berfikir dan jalan hidup, alhamdulillah langkah-langkah penuh keletihan itu sedikit-sedikit mulai menunjukan buahnya.

Dauroh Al-Quran yang kali ini diadakan pada tanggal 21-23 Juni 2013 menjadi sumber inspirasiku untuk tak pernah lelah mengejar tujuan untuk menjadi Ahlul quran walaupun dalam prosesnya dijalani dengan segenap keletihan yang ada, membagi hidup menjadi 3 bagian menyeleksi waktu-waktu untuk dapat berinteraksi dengan Al-Quran ditengah kesibukan menjadi seorang Mahasiswa dan Pekerja IT disiang harinya dan menjadi santri bodoh yang berusaha mendalami ilmuNya yang agung di malam harinya.

Ritual program Dauroh Al-Quran sejatinya merupakan salah satu program unggulan yang diadakan oleh Markaz Al-Quran teruntuk para santri-santrinya dengan bertujuan mentarqiyah (meningkatkan) kualitas masing-masing santri yang ada, kalau pada Dauroh sebelumnya, panitia Dauroh mengambil tema "Nahnu Khuddaamul Quran" (Kami adalah para pelayan Al-Quran) maka kali ada something that's so special, soalnya Dauroh kali ini diadakan salahsatunya untuk diadakannya "Ujian Hafalan" bagi para santri-santrinya, semua santri dikelompokkan menjadi beberapa kelompok sesuai jumlah Hafalan Al-Quran yang ingin diujikan, ada yang 5 juz awal, 5 juz akhir, 10 juz, dan 15 juz, tapi bukan cuma itu, ada 1 orang yang akan diuji seluruh hafalannya dengan tasmi' (pembacaan Al-Quran dengan hafalan) Al-Quran 30 Juz, dengan rentang waktu yang sangat singkat, yaitu selama Dauroh ini berlangsung (dari Jum'at siang sampai Ahad subuh), dan Alhamdulillah sang pentasmi' yaitu akhuna Hubab Iqbal berhasil membuktikannya, dan selesai pembacaan Al-Quran 30 Juz pada bada shalat subuh hari ahadnya.

Bocah muda ini bener-bener jadi inspirasi banged deh, "For your information" bocah yang satu ini masih muda banget, masih 19 tahun, dan ternyata dia udah hafal 30 Juz Al-Quran sejak masih kelas 3 SD, dan ternyata ayahnya ini juga adalah seorang haafizhul Quran yang memiliki 3 orang anak dan semua anak-anaknya telah hafal Al-Quran pada waktu usia anak-anak, ya rata-rata kelas 3 SD, diantaranya yaitu akhuna Hubab Iqbal, Al-Hafizh, subhaanallah .. jadi malu rasanya kalo ngaca pada diri sendiri :(

Ada juga saudara-saudara kita nan jauh di kota Jogja yang rela berlelah-lelah datang mengikuti Dauroh kali ini, patut ngacungin jempol deh buat mereka, namun kelelahan mereka terlihat serasa terobati ketika mengikuti dauroh kali ini, karena setiap peserta dauroh kali diberikan target untuk selesai tilawah sampai 20 Juz selama acara dauroh ini berlangsung, yaa begitulah Al-Quran ketika menjadi penawar lelah bagi hamba-hambanya yang beriman yaitu dengan cara banyak-banyak berinteraksi dengannya.

Alhamdulillah, ternyata Allah masih memberikan nikmatnya kepada hambanya yang lemah ini untuk bisa ikut Dauroh kali ini walaupun kudu rela izin meliburkan diri dari kantor pada hari jumatnya, hhe :D, niatnya mau refreshing iman gitu deh, rasanya kering juga hati ini dalam putaran agenda harian yang padet gitu dan cuma bisa berinteraksi dengan Al-Quran sekenanya aja, malu juga sama Allah rasanya, dikasih 24 jam, tapi berapa jam kita pake buat berinteraksi dengan Al-Quran ?? bener-bener tak bisa terbayarkan rasanya ketika dikasih nikmat oleh Allah dengan 3 hari bersama Al-Quran.

Dengan mengangkat Tema "Berkah Hidup Bersama Al-Quran", taujih-taujih yang diberikan oleh guru kami ustadz Abdul Aziz Abdur Rauf, Lc, Al-Hafizh menjadi sebuah nasihat yang sangat berharga. Disela taujihnya, beliau memberikan gambaran batasan waktu minimal yang sekiranya wajib bagi siapa yang benar-benar bersungguh-sungguh mau menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidupnya, catet nih !!
jadi untuk batasan waktu minimal bagi seseorang untuk berinteraksi dengan Al-Quran itu ada 2 :

  1. min. 9 jam, ini waktu khusus yang sekiranya dialokasikan dalam 24 jam bagi mereka-mereka yang gak banyak aktivitasnya (yang belum menikah, belum sibuk bekerja, kuliah dan lainnya), nasihat ini ditujukan terkhusus seluruh santri Markaz Al-Quran yang kesempatan waktu untuk berinteraksi dengan Al-Qurannya tinggi.
  2. min. 3 jam, ini waktu khusus yang sekiranya kudu/wajib/harus dialokasiin dalam seharinya bagi mereka-mereka yang udah punya aktivitas dan beban kehidupan (yang udah menikah, punya anak-istri, udah bekerja, kuliah, dan lainnya).
udah dicatet kan ??
*kalau sekiranya dalam sehari kita gak penuhi target waktu minimal yaa maka besoknya kudu dirapel.

Yaa ini gak wajib sih, gak ada dalilnya juga kok, tapi sekali lagi, ini batasan yang sekiranya dijadikan patokan bagi siapa yang benar-benar kuat azzamnya, dan sungguh-sungguh asanya untuk menjadi Shaahibul Quran, soalnya didalam banyak ayat dan hadits-hadits juga disebutkan anjuran untuk memperbanyak intensitas interaksi bersama Al-Quran.

Tapi kalo dipikir-pikir, bagi kita yang punya macem-macem kesibukan, entah itu bekerja, kuliah ataupun yang lainnya, waktu 3 jam itu rasanya gak mustahil deh kita sisain untuk Al-Quran, coba masing-masing liat jam, itung deh, dari waktu bangun tidur, sampe mau tidur lagi, 3 jam masih ada kah ? kalau gak ada yaa terpaksa jam tidurnya dipotong deh, hhee (gak apa-apa lah kan demi Al-Quran :) )

Mudah-mudahan usaha kita yang seperti itu bisa jadi sebab kita diberi syafaat di Hari Kiamat oleh Al-Quran, sebagaimana datang sebuah hadits berikut :

Dari Abdullah bin Umar RA. bahwa Rasulullah SAW. bersabda:

“Puasa dan Al Qur’an memberi syafaat kepada hamba Allah pada hari kiamat. Puasa berkata, ‘Wahai Tuhanku, aku telah menghalanginya makan minum dan memenuhi syahwatnya pada siang hari, maka perkenankanlah aku memberi syafaat baginya.’ Dan Al Qur’an pun berkata, ‘Aku telah menghalanginya tidur pada malam hari, maka perkenankanlah aku memberi syafaat baginya.’ Lalu syafaat keduanya diterima Allah.’ [HR Ahmad]


Dan Akhirnya, InsyaAllah, kita semua berharap, siapapun kita dan apapun kesibukkan kita tidak menjadikan sebuah halangan dan alasan bagi diri kita untuk tidak berinteraksi dengan Al-Quran setiap harinya hingga ajal menjemput, amiin ..

Jakarta, 25 Juni 2013
-Puri Imperium, di sepertiga malam-