Cinta gak sih kita sama Al Qur’an.. ??
Sebenernya tulisan ini udah pernah diposting di Grup Facebooknya Kesatuan Pelajar Muslim Depok (KPMD), tapi karena ini murni karya tulisanku sendiri waktu itu sekitar tahun 2010, alangkah baiknya tulisan ini diarsipkan bersama tulisan-tulisan ku yang lain di Blog ini yang semoga ini semua menjadi bermanfaat, InsyaAllah amiin ..
Cinta gak sih kita sama Al Qur’an.. ??
Mungkin kata-kata tersebut terdengar agak menyindir bagi diri kita. Pada saat itu yang terlintas di otak kita adalah mengintrospeksi diri, sebesar apa rasa cinta kita terhadap Al-Qur’an bila dibandingkan dengan cinta kita terhadap diri kita, harta benda, adik atau kakak kita, dan kedua orang tua kita?
Sadarlah wahai saudaraku se-Islam, Allah swt. mengutus para Rasul kepada umatnya tak lain adalah untuk “menyampaikan”, baik itu menyampaikan berita gembira atau berita ancaman. Sesuai firman Allah swt. pada surat Nuh ayat 2:
“Nuh berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan kepada kamu.” (Qs 71: 2)
Dan diantara para Rasul, Muhammad saw. sebagai rasul dan nabi terakhir yang diutus Allah swt. bagi umat akhir Zaman mempunyai salah satu mukjizat terbesarnya yaitu diturunkannya Al-Qur’an kepadanya. Allah swt. menurunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk yang akan membawa manusia kepada cahaya terang benderang sesuai firman Allah swt. pada surat Ibrahim ayat 1:
“Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Mahaperkasa lagi Maha Terpuji” (Qs 14:1)
Dalam firman Allah tersebut, terlihat janji Allah swt. Bahwa Al-Qur’an dapat mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya yangterang Benderang. Akan tetapi, pada kenyataannya pada saat ini, mengapa banyak orang yang mengaku Muslim dan mengaku bahwa Islam sebagai agamanya dan Al-Quran sebagai pedoman hidupnya, tetapi jalan hidupnya malah menjauh dari apa-apa yang telah disyariatkan di dalam Al-Quran? Itu terjadi tak lain karena mereka lebih condong kepada kenikmatan duniawi yang fana, sebagaimana firman Allah SWT :
“Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), kemudian dia melepaskan diri daripada ayat-ayat itu lalu dia diikuti oleh setan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat, Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan
(derajat) nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing, jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berpikir.”
(Al-A’raf ayat 175-176)
Pada ayat di atas, Allah menggambarkan mereka yang lebih cenderung kepada dunia adalah seperti “Anjing” yang di dalam Islam yaitu hewan yang air liurnya saja adalah ‘Najis’ yang harus disucikan dengan tanah.
Kita sebagai Muslim, harus menanamkan sikap Sami’na wa Ata’na ‘kami mendengar dan kami taat’ sebagaimana kita lihat sikap para sahabat pada saat turunnya ayat tentang pengharaman Khamr ‘minuman keras’, maka para sahabat Rasulullah yang pada waktu itu masih sangat gemar meminum minuman khamr, mereka rela untuk membuang semua
penyimpanan khamr di dalam rumah mereka sampai-sampai dikisahkan pada waktu
itu di daerah arab dibanjiri oleh Khamr. Kita dapat melihat pula kisah para Sahabiah ketika saat itu masih berpakaian ala jahiliyah yaitu pakaian yang serba minim dan belum tertutup auratnya, di saat mereka mendengar ayat tentang kewajiban menutup aurat, mereka langsung bergegas mencari segala sesuatu yang ada disekitarnya dan dirumahnya yang bisa digunakan untuk menutup aurat mereka secara sempurna. Dikisahkan dalam suatu riwayat bahwa ketika esok pada pagi harinya, terlihat para sahabiah seperti burung
gagak yang berkeliaran, maksudnya terlihat dari pakaian yang mereka pakai yang sudah menutupi aurat mereka secara sempurna.
Yang menjadi pertanyaannya kenapa mereka semua bisa merealisasikan kata-kata Sami’na wa Ata’na atau ‘Kami mendengar dan kami taat’, itu semua bisa mereka lakukan karena mereka telah beriman kepada Allah dan Rasulnya dan termasuk di dalamnya beriman kepada Al-Qur’an yang diturunkan Allah swt. kepada Rasulullah saw. secara sempurna.
Saudaraku, hidup ini tak lain seperti perjalanan disuatu hutan yang gelap dan penuh dengan rintangan, bilamana kita dapat selamat jika kita berhasil sampai ke ujung dari hutan tersebut, dan kita pula bisa tersesat sejauh-jauhnya dan bahkan yang lebih parahnya kita bisa sampai jatuh ke dalam jurang yang curam, dan kita membutuhkan suatu petunjuk yang bisa mengantarkan kita berhasil ke ujung hutan dengan selamat, dan petunjuk hidup itu adalah “Al-Qur’an”.
Sebagaimana Sabda Rasulullah:
“Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara. Kalian tidak akan sesat selama berpegangan dengannya, yaitu Kitabullah (Al Qur'an) dan sunnah Rasulullah Saw.” (HR. Muslim)
Oleh karena itu, mari kita interospeksi diri, menghayati setiap detik, menit, jam, dan hari yang diberikan Allah untuk kita jalani selama waktu yang telah ditentukan, lalu kita memperbaiki dan merubah diri kita dengan belajar untuk mencari ilmu dunia dan akhirat, lalu mengamalkannya, dan mencoba belajar untuk menyampaikannya kepada teman-teman kita, karena Rasulullah bersabda :
“Khaiirrukumm man Ta’alamaa Qur’an Wa Allamah”
Sebaik baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya (HR.Bukhari)
Wallahu A’lam
Semangat Generasi Qur’ani . .
(Wrote on May, 2010)