"Kelahiran & Kematian" sebuah ritme kehidupan yang indah
Dalam bergulirnya waktu, hari ke hari, Allah subhaanahu wata'ala yang telah mengatur segalanya, siang berganti malam, malamnya pun berjalan menuju siang, rutinitas sehari-hari yang telah kita lalui rasanya sangat cepat berlalu, kita yang dahulu merasa sebagai seorang anak, tahu-tahu kini sudah mempunyai anak, bahkan ada diantara kita yang dahulu merasa sebagai seorang cucu, tahu-tahu kini sudah mempunyai cucu, dan tak terasa semuanya itu telah berjalan dengan sangat singkat.
Begitu pula kehidupan ini, disatu waktu ada manusia baru yang terlahir, dan disaat yang bersamaan, ada pula manusia yang jadwal kehidupannya berakhir. kita melihat banyak disekeliling kita yang kini sudah berkeluarga dan kini telah melahirkan seorang anak, dan kita melihat banyak pula di sekeliling kita yang belum ataupun sudah berkeluarga namun telah berakhir masa hidupnya di dunia.
Subhaanallah, sungguh banyak ritme kehidupan yang indah jika dimaknai dengan nilai-nilai tadabbur, dan menjadi sebuah kepastian bahwa kita lah yang selanjutnya menjadi para calon-calon manusia yang akan habis masa hidupnya di dunia ini, itulah kepastian. Namun entah kapan itu tiba saatnya kita hanya bisa menunggu, ada diantara kita yang menunggunya dengan bermacam kelalaian, namun ada pula yang menunggunya dengan beragam persiapan bekal-bekal amalan terbaik yang dapat ia persaksikan nanti dihadapan RabbNya.
Kemarin (11 November 2013), menjadi sebuah hari yang sangat menyenangkan namun disisi lain juga menjadi sangat menyedihkan. Mengapa ? karena disatu sisi sangat bahagia mendengar kabar baik dari salah seorang kawanku dan juga guruku (Prasetyo Rudi Hartono) bahwa malam sebelumnya telah dikaruniai seorang anak perempuan, dan beberapa jam setelahnya yaitu esok paginya mendapat kabar gembira lagi dari kawan lainnya (Jayadin) dengan kelaihran seorang anak perempuan. Subhaanallah walhamdulillah Mudah-mudahan mereka selalu dalam penjagaan Allah subhaanahu wata'ala, menjadi mujahid mujahidah penegak agama Allah dan menjadi kebanggaan kedua orangtuanya di Dunia dan di Akhirat kelak, Aamiin aamiin yaa Rabbal 'Aalamiin.
Namun dipagi itu pula mendapat kabar duka dari seorang kawan yang kehilangan ibunya yang tercinta (Ikhwan Firmansyah) -semoga Allah ampuni dosa-dosanya, diterima amal ibadahnya dan diberikan tempat terbaik disisiNya-. Sungguh Allah subhaanahu wata'ala Yang Maha Berkuasa atas seluruh alam, dia yang mampu membolak-balikan hati, betapa mudah bagiNya menjadikan seorang hamba disatu waktu merasa bahagia, dan beberapa saat setelahnya merasa berduka.
Pagi itu membuatku sejenak berfikir, sungguh betapa Maha Kuasa Allah subhaanahu wata'ala menjadikan segala-galanya di alam dunia ini dalam suatu ritme kehidupan yang penuh dengan hikmah, ada yang hidup maka harus ada pula yang mati, itu ketentuannya yang tak dapat dipungkiri. Karena menjadi kodrat manusia bahwa Allah subhaanahu wata'ala jadikan panjang umurnya sangat singkat, tak seperti golongan iblis dan para pengikutnya yang Allah jadikan panjang umurnya diperpanjang hingga tiba datangnya hari kiamat (Qs. Al-A'raf : 14-15) dengan tujuan menyesatkan golongan manusia sebanyak-banyaknya.
Maka, dengan terlahirnya setiap seorang bayi dimuka bumi ini akan mejadi sebuah pertanyaan "siapa manusia berikutnya yang akan habis masa hidupnya ?", sementara dapat dipastikan hampir tiap detiknya terlahir seorang bayi di bumi ini, dan semestinya pula bahwa pada setiap detiknya ada manusia yang telah habis masa hidupnya. Detik-detik itu terus berjalan, tak ada satupun yang dapat menghentikan ritmenya, tak ada satupun pula yang dapat mengundurkan diri dari bagian ritme kehidupan ini; saya, anda, dan kita semua merupakan bagian dari ritme kehidupan yang indah ini, yang secara pasti akan menjadi giliran diantara siapa-siapa yang akan berakhir masa hidupnya.
Kalau sekarang kita semua sudah memahami akan ritme kehidupan ini, maka "Ketakutan, kekhawatiran, kegelisahan, hidup tak tenang, dan lainnya" bukan menjadi solusi yang tepat untuk menghadapinya, hidup ini resiko bung, hidup ini penuh konsekuensi, maka diantara manusia yang cerdas adalah mereka yang mengetahui resiko dan konsekuensinya lalu mengambil jalur keselamatan sesuai apa-apa yang diturunkan oleh Allah subhaanahu wata'ala Yang Menciptakan ritme itu sendiri, yaitu Al-Quran Al-Kariim. Mari sejenak sama-sama kita cermati apa wasiat Allah subhaanahu wata'ala kepada para hamba-hambaNya pada ayat berikut:
تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ .. الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
"Maha Suci Allah yang di Tangan-Nya lah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dialah yang menjadikan MATI dan HIDUP, supaya dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang LEBIH BAIK AMALNYA. Dan dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun" (Qs. Al-Mulk: 1-2)
Nastaghfirullah al-'Azhiim, Allahumma innaa nas'aluka husnul khaatimah wa na'uudzubika min suu'il khaatimah
Di sepertiga akhir malam
12 November 2013 / 8 Ramadhan 1435 H
- Puri Imperium -