Self Learner | Information Technology Enthusiast | Hamba Allah

My photo
Pribadi yang berdzikir itu : kalau bicara, bicaranya dakwah, diamnya berdzikir, nafasnya tasbih, matanya penuh ramat Allah, telinganya terjaga, pikirannya baik sangka, tidak suka sinis, pesimis dan tak suka memvonis. . dia tidak sibuk mencari kesalahan orang lain dan asik memperbaiki dirinya . . (Ust.Muhammad Arifin Ilham)

Tuesday, July 16, 2013

Bulan Ramadhan, Bulannya Al-Qur'an



Setelah 11 bulan ditinggal oleh Bulan Ramadhan kini ia telah datang, membawa berbagai kemuliaan, keberkahan didalamnya, diantara kemuliannya adalah dimana bulan ini bulan diturunkannya Al-Quran yang Mulia, Allah Subhaanahu wa ta’ala Yang Maha Mulia mengutus malaikatnya yang Mulia yaitu Jibril ‘alaihi salam, untuk menyampaikan risalah berupa kalamNya kepada sosok agung yang penuh dengan Akhlaq yang Mulia  pada malam yang Mulia


“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam kemuliaan.” (Qs Al-Qadr: 1)

“sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Qur’an) pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.(Qs. Ad-Dukhan :3)

Maka pantaslah mereka orang-orang yang menginginkan kemuliaan dihadapan RabbNya menjadikan bulan ini sebagai bulan ajangnya memperbanyak aktvitas untuk berinteraksi bersama Al-Qur’an yang Mulia, sebagaimana para salaafunaa Ash-Shaaleh (Orang-orang saleh pendahulu kita) mencontohkannya kepada kita semua yang bisa ditemukan dibalik lembaran-lembaran kitab para ulama.

Pada bulan ini mereka lebih mengutamakan untuk banyak berinteraksi bersama Al-Quran dibandingkan amal-amal shaleh yang lain seperti mengajar, menuntut ilmu agama dalam berbagai disiplin ilmu seperti ilmu hadits, fiqh, dan ilmu-ilmu lainnya. Sebagaimana Imam Az-Zuhri (ulama ahli hadits) pada bulan Ramadhan ia tidak lagi membaca hadits dan tidak hadir didalam majelis ilmu. Beliau hanya membaca Al-Quran dari Mushaf, dan beliau berkata saat memasuki bulan Ramadhan “Sesungguhnya (pekerjaan pada bulan ini) hanyalah membaca Al-Quran dan Memberi Makan”. Begitu juga dengan Sufyan Ats-Tsauri (Amiirul Mukminiina fii hadiits –pemimpinnya kaum mukmin dalam ilmu hadits-- ) ketika Bulan Ramadhan tiba ia meninggalkan segala bentuk ibadah (sunnah) dan hanya membaca Al-Quran.

Pada bulan ini juga menjadi ajang bagi mereka (salaafuna Ash-Shalih) untuk memperbanyak mengkhatamkan Al-Quran sebagaimana yang dicontohkan oleh beberapa ulama, diantaranya seperti Imam Qatadah Rahimahullahu Ta’ala (Seorang Tabi’in) dihari biasa (selain Ramadhan) ia terbiasa mengkhatamkan Al-Quran setiap 7 hari sekali, dan ketika dbulan Ramadhan ia mengkhatamkan Al-Quran setiap 3 hari sekali, namun pada 10 hari terakhir dibulan Ramadhan ia mengkhtamkan Al-Quran pada setiap malam.

Selain itu juga seperti Imam Asy-Syafi’I Rahimahullahu Ta’ala yang tentu namanya sudah tidak asing lagi ditelinga kita, beliau terbiasa mengkhatamkan Al-Quran selama bulan Ramadhan sebanyak 60 kali diluar waktu shalat, masih banyak lagi ulama-ulama yang memiliki intensitas yang terbilang “Ekstrim” bersama Al-Quran seperti aktivitas mengkhatamkan Al-Quran dalam waktu hanya sehari semalam dikalangan Salaafuna Ash-Shaleh seperti Utsman bin ‘affan Radhiallahu ‘anhu, Tamim Ad-Dari, Sa’id bin Jubair, Mujaahid, dan yang lainnya. Ada juga yang mengkhatamkan Al-Quran sebanyak 3 kali dalam sehari-semalam seperti sahabat Sulim bin ‘Ithr Radhiallahu ‘anhu, beliau adalah seorang Qodhi di Mesir pada masa pemerintahan Mu’awiyah Radhiallahu ‘anhu.

Beberapa nama ulama yang tercatat dalam beberapa kitab seperti :

  1.  Abu Bakar bin Abi Dawud mengkhatamkan Al-Quran sebanyak 3 kali dalam semalam.
  2. Abu ‘amr Al-Kindi mengkhatamkan Al-Quran sebanyak 4 kali dalam semalam.
  3. ‘Ibnu Katib Radhiallahu ‘anhu mengkhatamkan Al-Quran sebanyak 8 kali dalam sehari, 4 kali di siang hari dan 4 kali di malam harinya –masyaAllah-.
  4. Sayyid al-jalil ad-Dauroqi (seorang ahli ibadah dizamannya) ia mengkhatamkan Al-Quran hanya dalam kurun waktu antara Zhuhur dan ‘Ashar dan juga antara Maghrib dan Isya’ –Subhaanallah-
  5. Ada  beberapa ulama lagi yang mampu mengkhatamkan Al-Quran antara waktu Maghrib dan isya seperti:  Mujaahid, dan ‘Ali Al-Azdi. Eiits, jangan komentar dulu, ternyata memang mereka (Para Tabi’in) memang sudah terbiasa mengakhirkan waktu isya pada bulan Ramadhan sampai berlalu setengah malam.

Sebenernya masih banyak nama-nama yang mereka bener-bener ”ekstrim” tingkat interaksinya bersama Al-Quran, mungkin kalo dicari yang model begitu di zaman sekarang kayaknya udah jadi barang langka, hhee

Semua nama-nama itu dan bentuk pengkhataman Al-Qurannya bukan semena-mena ana tulis sembarangan yang akhirnya Cuma jadi bahan dongengan anak-anak semata, tapi semua berita dan riwayat tersebut ana ambil dari sebuah kitab berjudul “At-Tibyan fii aadaabi hamalatil Quran” yang ditulis oleh seorang ‘alim ulama yang tsiqah dan masyhur yang telah menulis banyak kitab-kitab lainnya yaitu Imam An-Nawawi Rahimahullahu Ta’ala, awalnya kaget dan gak percaya masa bisa khatam Al-Quran 1 kali, 2 kali, 3 kali, 4 kali, 8 kali dalam sehari ?? impossible, namun sosok penulis yaitu Imam An-Nawawi yang terkenal ketsiqohan dan kehati-hatiannya dalam mengambil riwayat dapat meyakinkan kita bahwa berita-berita dan riwayat-riwayat tersebut insyaAllah benar adanya, Wallahu a’lam bishawab.

Ya jujur aja, kalo kita sih umat akhir zaman gini rasa-rasanya udah sulit banget ngikutin Khatam model mereka, terlebih Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam pernah menggambarkan bahwa di akhir zaman itu “Keberkahan Waktu” yang ada memang sangat sedikit, maka sikap kita “Tak bisa mengambil seluruhnya, bukan berarti meninggalkan seluruhnya”,  kalo diantara mereka (tabi’in) ada yang sampe 8 kali khatam Al-Quran dalam “sehari”, kalo kita 8 kali dalam “sebulan” bisa gak yah ? insyaAllah bisa dan terjangkau, berarti dalam sehari “Cuma” baca Al-Quran sebanyak 8 juz kan, tapi mungkin memang masih amat terasa sulit rasanya bagi sebagian diantara kita.

Setiap kita memang gak bisa disamakan dengan yang lainnya karena berbagai faktor, faktor kemampuan, faktor keluangan waktu/kesibukan, faktor kekuatan fisik dan faktor-faktor lainnya, namun berapapun jumlah Khatam Al-Quran kta dibulan Ramadhan ini tetap kita niatkan untuk menunjukan usaha kita kepada Allah Subhaanahu wa ta’ala bahwa kita sangat-sangat mengharapkan RidhaNya kelak di Hari Kiamat dan juga sebagai upaya kita meraih malam yang didalamnya penuh dengan ribuan kemuliaan dan keberkahan.

Seminimal-minimalnya kita usahakan jangan sampai dibulan Ramadhan kali ini kita lalui tanpa merasakan Khatam Al-Quran 1 kali pun, karena berarti kita cuma kudu baca 1 juz dalam 1 hari kan ? masih terasa sulit ? padahal 1 juz = 10 lembar, nah, kalo berarti setiap selesai shalat Wajib kita kudu baca Cuma 2 lembar “doang” loh, gampang kan ?

Nah, mumpung masih ada kesempatan beberapa hari dibulan Ramadhan, yuk manfaatkan waktu yang masih Allah berikan kepada kita sebelum tiba masanya hari penyesalan yang tiada akhir.



16 Juli 2013 / 7 Ramadhan 1434
 - Depok Jaya Agung -

Monday, July 8, 2013

Jadi Network Engineer


 

Iseng-iseng lagi mikir, kenapa sekarang malah jadi Network Engineer (Teknisi Jaringan) yah ??

Banyak denger kabar dari kawan-kawan termasuk juga sanak family, katanya "zaman sekarang gini kalo kerja gak usah neko-neko, gak usah idealis banget pake segala harus kerja sesuai dengan jurusannya ... bla..bla..bla" 

Memang kalo diliat sekarang dimana jumlah terlahirnya SDM baru yang memiliki keahlian tertentu bisa dibilang udah kacangan karena sudah terlalu banyak jumlahnya, sementara jumlah lapangan pekerjaan ayng tersedia itu terbatas, maka sepintas berlaku perkataan mereka itu, "Kerja gak harus sesuai jurusan", toh faktanya banyak diantara kita yang aslinya lulusan Sarjana jurusan Hukum jadi penyanyi, yang Sarjana jurusan Teknik Sipil jadi pengajar umum, yang Sarjana jurusan Matematika jadi Guru Ngaji, dan lainnya. Gak nyambung yaa ? kalo dipikir-pikir ngapain belajar lama-lama sampe 4 tahun tapi udah lulus malah ilmu yang 4 tahun dipelajarin habis-habisan malah gak kepake, hmm, betul juga sih. Tapi, Alhamdulillah kini kata-kata sakti mereka itu ternyata tak berlaku buat saya, hhe

Melihat sejarah perjalanan kehidupan beberapa tahun silam, dimulai dari SMP terus melanjutkan pendidikan ke SMK (Sekolah Menengah Kejuruan), awalnya sempat bingung milih jurusan, kalo ngikutin sesuai hobi sih pokoknya sukanya "Komputer" titik. Nah, gak taunya Komputer sendiri terbagi-bagi lagi tuh beberapa jurusan, ada "Multimedia", "Teknik Komputer Jaringan" dan "Rekayasa Perangkat Lunak". Gak pake mikir-mikir (soalnya belum tahu) akhirnya milih ngambil jurusan Teknik Komputer Jaringan, dan alhamdulillah jurusan yang dipilih ternyata selaras dengan hobi saya selama ini soal komputer. Setelah lulus dari SMK lanjut kuliah ngambil jurusan yang lebih spesifik lagi dari sebelumnya yaitu "Teknik Telekomunikasi", dari SMK sampe kuliah udah menentukan jurusan yang bener-bener udah "passion"nya dibidang Jaringan Telekomunikasi berharap kedepannya bisa dapet kerjaan yang sesuai dengan bidang yang selama ini ditekunin.

Alhamdulillah segalanya Allah mudahkan, belum selesai pendidikan kuliah namun bisa mendapatkan kesempatan pertama kali bekerja di Perusahaan Telekomunikasi penyedia layanan internet (ISP) terbesar di indonesia sebagai "Technical Support"  merupakan awal langkah yang baik dalam pematangan ilmu yang selama ini digeluti yaitu dunia Jaringan Telekomunikasi, walaupun selama bekerja betul-betul terasa lelah ngalamin pahit dan manisnya, maklum pekerja lapangan dan lagipula begitulah beratnya mencari nafkah, hhe. Selama disana setiap hari kerjaannya ke tower-tower BTS (yang warnanya merah-putih itu lho) yang tersebar di are JABODETABEK, bahkan pengalaman saat itu pernah dalam 1 hari kebagian jatah 3 Tower BTS, 1 Tower di daerah Bogor, 1 Tower di daerah Bekasi terus yang 1 Towernya lagi di daerah Tangerang, beeeuuh, rasanya itu lho, selama seharian bertugas berasa mobil operasional itu seakan-akan udah menjadi rumah ke-2 aja, hhe

Bukan itu aja, sebetulnya saya pribadi itu orangnya rada takut ketinggian, hhe. tapi malah dapet job-desknya nanganin Tower BTS yang mau gak mau setiap hari maennya sama ketinggian berpuluh-puluh meter gitu, emang semuanya kudu terpaksa sih, dan kayaknya Allah sengaja nih ngasih kerjaan yang model begini biar saya gak boleh takut sama apapun salahsatunya "ketinggian" kecuali takut hanya kepadaNya, hhaa, lagi husnudzon nih ceritanya :D , dan masih banyak pengalaman-pengalaman hebat lainnya that's so "something" for me, hhe

Berbekal banyak ilmu yang saya dapat dari sana, terus saya berusaha lagi melanjutkan petualangan didunia IT, dan Alhamdulillah lagi kini (tepatnya disaat saya nulis artikel ini) saya diberi kesempatan menjadi seorang "Network Engineer" di sebuah perusahaan IT tepatnya dibidang "Cloud Computing" (Komputasi Awan) IaaS (Infrastructure as a Services) dan SaaS (Software as a Services), memang semuanya berjalan sesuai dengan yang saya harapkan yaitu sesuai bidang yang saya minati. 

Tapi kalo ditanya alasannya kenapa milih pindah kerja padahal sebelumnya gak ada bekal apa-apa udah bisa diterima di perusahaan Telekomunikasi ISP tebesar di indonesia? hmm, yang pertama alasannya sih saya gak nyaman bekerja dengan sistem Outsourcing, yang kedua alasannya lantaran mau nyari ilmu baru untuk nambah-nambah pengalaman, dan yang ketiga alasannya sih udah pasti masalah "Income" di perusahaan yang baru ini lebih gede dibanding perusahaan sebelumnya, hhe, Alhamdulillah, semuanya bisa diterima kan alasannya ? *so pasti lah.

Namun, memang telah menjadi sebuah prinsip yang saya hujamkan bercita-cita menjadi seorang Pengusaha, sebagaimana yang sudah tertera di dalam Curiculum Vitae akan cita-cita saya "Menjadi Pengusaha Sukses yang Hafal Al-Quran dan melahirkan para generasi penghafal Al-Quran". Pengalaman bekerja selama ini bukan menjadi tujuan hidup saya kedepannya untuk terus-menerus selamanya menjadi "Network Engineer", melainkan tujuan saya pada akhirnya berusaha menjadi seorang "Pengusaha" atau bahasa kerennya "Entrepreneur" dan entah berapa lama lagi itu akan kubuktikan. Namun bukan berarti ilmu yang selama ini saya geluti dibidang IT menjadi sia-sia begitu aja nantinya, tapi dengan ilmu yang sudah  saya punya ini menjadi bekal yang InsyaAllah (mohon doanya yaaa) pada nantinya bisa menopang cita-cita saya menjadi seorang pengusaha, mungkin salahsatu jalannya memiliki perusahaan dibidang IT, atau menciptakan pusat pelatihan keahlian dibidang-bidang khusus seputar IT. Amiin, insyaAllah ..


Ditulis 08 Juli 2013
- Puri Imperium - disepertiga malam