Bulan Ramadhan, Bulannya Al-Qur'an
Setelah 11 bulan ditinggal oleh Bulan Ramadhan kini ia telah datang, membawa berbagai kemuliaan, keberkahan didalamnya, diantara kemuliannya adalah dimana bulan ini bulan diturunkannya Al-Quran yang Mulia, Allah Subhaanahu wa ta’ala Yang Maha Mulia mengutus malaikatnya yang Mulia yaitu Jibril ‘alaihi salam, untuk menyampaikan risalah berupa kalamNya kepada sosok agung yang penuh dengan Akhlaq yang Mulia pada malam yang Mulia
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam kemuliaan.” (Qs Al-Qadr: 1)
“sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Qur’an) pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.(Qs. Ad-Dukhan :3)
Maka pantaslah mereka orang-orang yang menginginkan kemuliaan dihadapan RabbNya menjadikan bulan ini sebagai bulan ajangnya memperbanyak aktvitas untuk berinteraksi bersama Al-Qur’an yang Mulia, sebagaimana para salaafunaa Ash-Shaaleh (Orang-orang saleh pendahulu kita) mencontohkannya kepada kita semua yang bisa ditemukan dibalik lembaran-lembaran kitab para ulama.
Pada bulan ini mereka lebih mengutamakan untuk banyak berinteraksi bersama Al-Quran dibandingkan amal-amal shaleh yang lain seperti mengajar, menuntut ilmu agama dalam berbagai disiplin ilmu seperti ilmu hadits, fiqh, dan ilmu-ilmu lainnya. Sebagaimana Imam Az-Zuhri (ulama ahli hadits) pada bulan Ramadhan ia tidak lagi membaca hadits dan tidak hadir didalam majelis ilmu. Beliau hanya membaca Al-Quran dari Mushaf, dan beliau berkata saat memasuki bulan Ramadhan “Sesungguhnya (pekerjaan pada bulan ini) hanyalah membaca Al-Quran dan Memberi Makan”. Begitu juga dengan Sufyan Ats-Tsauri (Amiirul Mukminiina fii hadiits –pemimpinnya kaum mukmin dalam ilmu hadits-- ) ketika Bulan Ramadhan tiba ia meninggalkan segala bentuk ibadah (sunnah) dan hanya membaca Al-Quran.
Pada bulan ini juga menjadi ajang bagi mereka (salaafuna Ash-Shalih) untuk memperbanyak mengkhatamkan Al-Quran sebagaimana yang dicontohkan oleh beberapa ulama, diantaranya seperti Imam Qatadah Rahimahullahu Ta’ala (Seorang Tabi’in) dihari biasa (selain Ramadhan) ia terbiasa mengkhatamkan Al-Quran setiap 7 hari sekali, dan ketika dbulan Ramadhan ia mengkhatamkan Al-Quran setiap 3 hari sekali, namun pada 10 hari terakhir dibulan Ramadhan ia mengkhtamkan Al-Quran pada setiap malam.
Selain itu juga seperti Imam Asy-Syafi’I Rahimahullahu Ta’ala yang tentu namanya sudah tidak asing lagi ditelinga kita, beliau terbiasa mengkhatamkan Al-Quran selama bulan Ramadhan sebanyak 60 kali diluar waktu shalat, masih banyak lagi ulama-ulama yang memiliki intensitas yang terbilang “Ekstrim” bersama Al-Quran seperti aktivitas mengkhatamkan Al-Quran dalam waktu hanya sehari semalam dikalangan Salaafuna Ash-Shaleh seperti Utsman bin ‘affan Radhiallahu ‘anhu, Tamim Ad-Dari, Sa’id bin Jubair, Mujaahid, dan yang lainnya. Ada juga yang mengkhatamkan Al-Quran sebanyak 3 kali dalam sehari-semalam seperti sahabat Sulim bin ‘Ithr Radhiallahu ‘anhu, beliau adalah seorang Qodhi di Mesir pada masa pemerintahan Mu’awiyah Radhiallahu ‘anhu.
Beberapa nama ulama yang tercatat dalam beberapa kitab seperti :
- Abu Bakar bin Abi Dawud mengkhatamkan Al-Quran sebanyak 3 kali dalam semalam.
- Abu ‘amr Al-Kindi mengkhatamkan Al-Quran sebanyak 4 kali dalam semalam.
- ‘Ibnu Katib Radhiallahu ‘anhu mengkhatamkan Al-Quran sebanyak 8 kali dalam sehari, 4 kali di siang hari dan 4 kali di malam harinya –masyaAllah-.
- Sayyid al-jalil ad-Dauroqi (seorang ahli ibadah dizamannya) ia mengkhatamkan Al-Quran hanya dalam kurun waktu antara Zhuhur dan ‘Ashar dan juga antara Maghrib dan Isya’ –Subhaanallah-
- Ada beberapa ulama lagi yang mampu mengkhatamkan Al-Quran antara waktu Maghrib dan isya seperti: Mujaahid, dan ‘Ali Al-Azdi. Eiits, jangan komentar dulu, ternyata memang mereka (Para Tabi’in) memang sudah terbiasa mengakhirkan waktu isya pada bulan Ramadhan sampai berlalu setengah malam.
Sebenernya masih banyak nama-nama yang mereka bener-bener ”ekstrim” tingkat interaksinya bersama Al-Quran, mungkin kalo dicari yang model begitu di zaman sekarang kayaknya udah jadi barang langka, hhee
Semua nama-nama itu dan bentuk pengkhataman Al-Qurannya bukan semena-mena ana tulis sembarangan yang akhirnya Cuma jadi bahan dongengan anak-anak semata, tapi semua berita dan riwayat tersebut ana ambil dari sebuah kitab berjudul “At-Tibyan fii aadaabi hamalatil Quran” yang ditulis oleh seorang ‘alim ulama yang tsiqah dan masyhur yang telah menulis banyak kitab-kitab lainnya yaitu Imam An-Nawawi Rahimahullahu Ta’ala, awalnya kaget dan gak percaya masa bisa khatam Al-Quran 1 kali, 2 kali, 3 kali, 4 kali, 8 kali dalam sehari ?? impossible, namun sosok penulis yaitu Imam An-Nawawi yang terkenal ketsiqohan dan kehati-hatiannya dalam mengambil riwayat dapat meyakinkan kita bahwa berita-berita dan riwayat-riwayat tersebut insyaAllah benar adanya, Wallahu a’lam bishawab.
Ya jujur aja, kalo kita sih umat akhir zaman gini rasa-rasanya udah sulit banget ngikutin Khatam model mereka, terlebih Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam pernah menggambarkan bahwa di akhir zaman itu “Keberkahan Waktu” yang ada memang sangat sedikit, maka sikap kita “Tak bisa mengambil seluruhnya, bukan berarti meninggalkan seluruhnya”, kalo diantara mereka (tabi’in) ada yang sampe 8 kali khatam Al-Quran dalam “sehari”, kalo kita 8 kali dalam “sebulan” bisa gak yah ? insyaAllah bisa dan terjangkau, berarti dalam sehari “Cuma” baca Al-Quran sebanyak 8 juz kan, tapi mungkin memang masih amat terasa sulit rasanya bagi sebagian diantara kita.
Setiap kita memang gak bisa disamakan dengan yang lainnya karena berbagai faktor, faktor kemampuan, faktor keluangan waktu/kesibukan, faktor kekuatan fisik dan faktor-faktor lainnya, namun berapapun jumlah Khatam Al-Quran kta dibulan Ramadhan ini tetap kita niatkan untuk menunjukan usaha kita kepada Allah Subhaanahu wa ta’ala bahwa kita sangat-sangat mengharapkan RidhaNya kelak di Hari Kiamat dan juga sebagai upaya kita meraih malam yang didalamnya penuh dengan ribuan kemuliaan dan keberkahan.
Seminimal-minimalnya kita usahakan jangan sampai dibulan Ramadhan kali ini kita lalui tanpa merasakan Khatam Al-Quran 1 kali pun, karena berarti kita cuma kudu baca 1 juz dalam 1 hari kan ? masih terasa sulit ? padahal 1 juz = 10 lembar, nah, kalo berarti setiap selesai shalat Wajib kita kudu baca Cuma 2 lembar “doang” loh, gampang kan ?
Nah, mumpung masih ada kesempatan beberapa hari dibulan Ramadhan, yuk manfaatkan waktu yang masih Allah berikan kepada kita sebelum tiba masanya hari penyesalan yang tiada akhir.
16 Juli 2013 / 7 Ramadhan 1434
- Depok Jaya Agung -